Aspek-Aspek Karya Seni Rupa
Hi
teman-teman disini saya akan membahas tentang Aspek-aspek Karya Seni Rupa, baik
mari kita simak sebagai berikut :
A. Aspek-aspek Karya
Seni Rupa
a. Wujud
Wujud visual karya seni rupa
merupakan wadah sedangkan yang ada di dalamnya disebut isi. Apa yang dapat kita
respons secara indriawi dari sebuah karya seni rupa adalah aspek wujud
fisiknya. Feldman membedakan wujud visual menjadi bentuk dan struktur estetis.
Bentuk adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena unsur ruang dan volume.
Sedang struktur estetis adalah konfigurasi suatu karya seni rupa sebagai
keseluruhan hubungan dari unsur-unsur visual (titik, garis, bidang, warna,
tekstur, cahaya, volume dan lain-lain) atau paduan unsur-unsur visual dengan
unsur lain (gerak, bunyi dan lain-lain) yang ditata dengan pengaturan tertentu
sehingga tercipta suatu keutuhan atau harmoni.
b. Isi
Isi atau
ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam karya seni rupa.
Makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. Makna
denotatif bersifat objektif dan dipahami melalui pengamatan dan pikiran/rasio,
sedangkan makna konotatif lebih besifat subjektif dan lebih berkaitan dengan
perasaan serta makna simbolik/tersirat.
B. Aspek-aspek
Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa
Aspek-aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa
Untuk mengadakan penilaian terhadap karya seni rupa terapan, berikut adalah
beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran atau kriteria sebuah penilaian. Dari
aspek atau ukuran penilaian yang akan dibahas nanti, tidak mutlak semua harus
digunakan, karena tidak semua karya seni rupa cocok dengan ukuran penilaian
tersebut. Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah :

a) Aspek Ide atau Gagasan
|
Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu
proses yang timbul dari imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu
benda melalui pikiran, dan melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat
dapat menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya
rangsangan dari luar dan ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri.
Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut kreativitas.
b) Aspek Penguasaan
Teknis
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi
hal-hal yang kongkrit dan punya nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik
akan berdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan teknik
juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya seni. Kesalahan
dalam pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang dihasilkan.
Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian
sebuah karya seni.
c) Aspek Penguasaan
Bahan
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya sifat
rotan adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih
banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan
karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan
berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan
dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.
d) Aspek kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni
terapan, perlu mempertimbangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam penilaian
juga perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat
fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang
perlu dipertimbangkan dalam kegunaan adalah segi kenyamanan dalam penggunaan,
segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan dalam penggunaannya.
e) Aspek Wujud (Form)
Aspek wujud (form) adalah aspek yang
berhubungan erat dengan prinsip-prinsip komposisi. Prinsip-prinsip komposisi
itu meliputi proporsi, keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, klimaks,
kesatuan (unity). Prinsip itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni
dari segi wujud atau form.
f) Aspek Gaya atau Corak
Karya seni adalah karya perseorangan,
ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi individual seorang seniman. Seorang
yang mempunyai watak yang keras akan tercermin karya-karya yang keras baik
dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun dalam pemilihan dan pengelolahan tema.
Gaya atau corak seseorang dalam menciptakan karya seni, perlu juga
dipertimbangkan dalam penilaian pada sebuah apresiasi.
g) Aspek
Kreativitas
Kreativitas
yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan karya seni.
Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam penggunaan media,
bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas juga
bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru
dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat dicapai pada penciptaan karya seni
rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi
penting untuk dipertimbangkan.
h) Aspek
Tempat
Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan
harus mendapat perhatian dari seorang perancang karya seni rupa terapan.
Seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan rumah
tangga, tentunya harus berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari rotan
yang dibuat untuk keperluan suatu rumah makan besar.
i) Aspek
selera dan agama
Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan
yang dapat digunakan oleh orang banyak, harus dapat menyesuaikan karyanya
dengan selera dan agama yang dianut oleh pasar. Dalam hal ini selera harus
dipertimbangkan hal-hal yang sedang menjadi tren di masyarakat, misalnya dari
segi model/bentuk, warna, ukuran, bahan yang digunakan. Dalam hal agama,
hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan, misalnya penerapan motif pada karya
seni yang diciptakan, motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang beragama
Hindu. Hal-hal seperti itu penting karena jika tidak demikian karya seni yang
diciptakan tidak akan mendapat tempat dihati masyarakat.
C. Aspek Seni Rupa dalam Konsep Seni
A. Aspek Fisik
Seni sebagai segala bentuk yang
memiliki nilai keindahan adalah pengertian yang dipahami oleh masyarakat pada
umumnya. Seni jika dipandang dari segi bentuk dan dimensinya terdapat karya
seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi.
1. Pada karya dua
dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-kesan volume, kedalaman
dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang semata. Karya seni dua dimensi
disebut semi visual, karena diserap oleh indra penglihatan. Karya Seni Rupa 2
Dimensi hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat
dilihat dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni
ilustrasi, relief dan sebagainya.
2. Karya seni tiga
dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat tiga dimensi yang
harus benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku seni melibatkan
indra gerak dan raba.
B. Aspek Isi
Aspek isi atau ideoplastik adalah ide
atau gagasan atau tema atau makna (meaning) dari bentuk karya seni. Isi atau makna
suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi penikmat atau publik
seni.
Pada awalnya, banyak peneliti yang
masih membagi persepsi pada tiga fase yaitu, persepsi - kognisi - intrepretasi
dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan pandangan umum pada saat ini, bahwa pada
satu tahapan terdapat aspek aspek yang berbeda, sehingga garis
stimuli-respon-tindakan tidak bersifat linier. Outline membantu asosiasi agar
terjadi proses persepsi. Konsep outline (Jerman;Gestalt) pertama kali disajikan
dalam ilmu psikologi oleh Christian von Ehrenfels pada tahun 1890. Ia
mengarahkan perhatiannya pada kenyataan bahwa untuk mengerti sebuah komposisi,
keseluruhan outline lebih penting daripada bagian. Jika urutan komposisi diubah
menjadi susunan baru, semua komposisi akan menjadi sesuatu yang lain tetapi
keseluruhan outline dari komposisi tersebut tetap sama.
Ketika seniman sedang menarik
outline, bagian bawah sadar ternyata mematuhi aturan aturan tertentu, yang
dikenal dengan hukum-hukum Gestalt. Sebagai contoh, ketika manusia melihat
sebuah figur yang tidak sempurna, akan dilengkapi menjadi figur yang dapat
dikenal (asosiasi). Manusia cenderung untuk melengkapi bagian bagian yang tidak
lengkap berdasarkan kemiripan gambaran dalam memorinya.Tanda tanda yang dekat
satu sama lain cenderung bergabung dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang
lebih besar. Jika terdapat kemiripan pada beberapa tanda, maka tanda-tanda
tersebut akan saling bergabung membentuk satu kesatuan.
C. Aspek Estetika
Pada saat ini, mainstream dari penelitian
estetika lebih melihat keindahan bukan sebagai sifat dari objek itu sendiri,
tetapi sebagai hasil sensasi atau interaksi antara persepsi dan objek. Terdapat
beberapa sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan. Pada masa Yunani,
kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari
teologi. Pada abad pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek, proses
yang terjadi ketika seseorang mendapatkan pengalaman keindahan. Pada zaman
modern, tekanan justru diletakkan pada objek, sehingga tampak bahwa estetika
dipertimbangkan sebagai dari cabang dari sains, khususnya filsafat dan
psikologi.
Melihat hal tersebut, khususnya dalam hubungan dengan
Konsep seni maka pertimbangan estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat
didekati melalui :
1. Pemahaman
karya sebagai objek estetik.
2. Pemahaman
terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau menciptakan karya yang
estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam
berkarya seni. Sering dikatakan bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan
(skill) adalah tuntutan dasar proses penggarapan ide menjadi karya seni. Ini
berarti bahwa dalam menggarap unsur-unsur estetis sebagai langkah lanjut dalam
mencipta atau dalam menentukan azas-azas estetik, seniman perlu ditunjang dengan
kemampuan teknik atau ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri saling
berpengaruh dengan azas atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai
keindahan untuk karya seni sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman.
Pada pemanfaatan karya seni, melekat pengertian sikap estetik.
Berawal dari
perbedaan pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan subyektif.
D. Aspek Nilai
Menurut
R. S. Stites, karya seni memiliki tiga nilai :
1. Nilai pakai adalah
nilai ekonomi; berkaitan dengan mata uang
2. Nilai kisah adalah
nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historic
3. Nilai formal adalah
nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik pada karya seni itu
sebagai nilai seni.
Jika boleh diasumsikan bahwa hanya tema yang dipandang
bernilai yang akan ditampilkan oleh penciptanya, tema tersebut dapat
dikonotasikan ke dalam sumber nilai. Dengan demikian, maka sejalan dengan
pikiran R.S. Stites, kita akan menjumpai tema-tema bisnis fungsi praktis,
tema-tema lainnya yang terasosiasi atau terkonotasi ke dalam tema-tema agama,
sejarah, moral, disamping tema intrinsik itu sendiri.
Seperti itulah postingan dari saya
semoga bermanfaat untuk kalian semua J
boleh tau ga kamu nulis aspek aspek penilaian apresiasi sumbernya dari mana? buku atau apa? makasih sblmnya
BalasHapuswaduh kurang lengkap,by 1 dota a?
BalasHapusAwoakaoaka
Hapus